Kamis, 02 Februari 2017

Para Bunda Sempetkan Membaca Ini!! Waspada Penyakit Yang Keluar Akibat Tidak Menjaga Pantangan Setelah Melahirkan...

Medianda – Sahabat medianda Pernah dengar atau baca mengenai tombong? Pastinya tidak pernah. Maklumlah masalah yang melibatkan kelompok wanita untuk yang telah pernah bersalin. Walaupun begitu, ada utamanya juga golongan suami yang harus tahu mengenai tombong ini.



Bila si istri tidak menjaga pantangnya, si suami wajiblah membantunya. Keduanya sama melindungi serta bantu menolong agar masalah ini tak berlaku pada istri terkasih. Bila tak dijaga serta tombong sangat terpaksa dipotong, mungkin saja itulah kali terakhir si istri mengandungkan zuriat keturunan suaminya.

Kisah keluar tombong (ra*him). Semoga jadi pelajaran bagi semua.

Dulu saya tidak pernah tahu 'tombong' apa itu. Bila menyebut tombong, saya pikirkan serombong kapal. Ternyata salah.

KISAH 1

Pertama kali saya mendengarnya dari mak mentua yang selalu cerita di zaman anak-anaknya dia pernah melihat seorang nenek yang membasuh baju di pinggir sungai sambil mencangkung, akan terlihat tombongnya keluar. Sambil tertanya-tanya apa yang diliatnya itu, sambil itu juga tombong itu berayun ke sana sini seperti buai.

Balik ke rumah, arwah nenek suami memberitahu mak mentua bahwa itu adalah tombong. Orang perempuan yang tidak menjaga pantangan serta yang main-main dalam pantangan, itu hasilnya.

Hingga sekarang mak mentua memang selalu ingatkan tentang keluar tombong ini. Untuk orang tua dahulu, sekali keluar tombong, memang tamatlah fungsi sebagai seorang wanita. Dah tidak bisa buat apa. Pergi ke rumah sakit, potong saja.

KISAH 2

Bisa kongsi bagaimana anda berpantang? Apa pendapat mak serta orang seputar anda tentang berpantang selepas bersalin? Harus atau mengada-ada atau kolot?

Kisahnya, ada seorang sahabat baik arwah bapak yang merangkap teman dekat baik keluarga adalah seseorang ahli pijat saraf. Pakcik Hassan namanya, menetap di Gombak. Pakcik Hassan buka tempat pijat saraf. Arwah mak pada Pakcik Hassan pula memang seorang bidan tersohor. Jadi otomatis, Pakcik Hassan narasi yang dia banyak juga belajar dari mak dia mengenai orang perempuan.

Untuk pengetahuan, Pakcik Hassan tidak buat urutan bersalin. Hanya mengurut untuk mereka yang terkena slipdisc, jatuh, lumpuh serta kes-kes kritikal yang lain sahaja.


Sehari, dari bilik rumah sewanya yang sederet dengan pelajar UIA lain, Pakcik Hassan terhirup bau sesuatu. Semakin lama semakin kuat, kembang kempis hidung dia menahan bau itu. Begitu kuat, baunya seperti bangkai seperti membuatkan dia mengalami pusing kepala.

Tiba-tiba pintu bilik diketuk awal. Biasanya Pakcik Hassan bakal menanti istri datang menemani dia mengurut hingga malam. Saat mengurut belum berawal lagi saat pintu diketuk.

Di buka pintu, tengok ada seorang perempuan muda serta ibunya datang. Perempuan itu menangis-nangis menahan kesakitan. Bau busuk pada saat itu benar-benar sangat tajam! Dah tidak terkata apa, hanya perkataan minta tolong sahaja dari perempuan muda ini yang berumur 21 th..

Menurut ibunya, anaknya sudah tidak mampu menangis sakit serta menangis karena keluar tombong. Bau tadi rupanya hasil dari tombong terkeluar tadi. Pikirkan begitu busuknya bau hingga dari jauh juga bisa terhirup.

" Pantang jenis mana? " masalah Pakcik Hassan.

" Dia memang tidak peduli cara berpantang yang benar. Untuk dia, berpantang itu begitu kolot, old fashion serta mengada-ada. Jadi dikarenakan ingin mengasyikkan dia, malas jagalah anak saat dalam pantang, dia beli saja makanan di kedai luar. Mi goreng, nasi goreng, sup sayur, ayam goreng serta berbagai macam lainnya. Untuk dia, seandainya anak kenyang, bayi cukup susu, sudah, " kata ibunya.

" Suaminya mana? " soal Pakcik Hassan lagi.

" Suaminya sudah keluar dari rumah sebab tidak tahan bau bangkai. nak tolong istri, jauh sekali. Yelah, sama-sama muda, istri tidak bisa gunakan, keluarlah tempat tinggal, " terang si ibu.

Dalam kondisi serba salah, Pakcik Hassan menjelaskan bahwa istri dia belum datang. Namun ibu perempuan itu merayu-rayu supaya anaknya dibantu. Telah pergi ke hospital namun akan dipotongnya tombong itu. Tidak tahu serta tak tentu sama ada itu memang jalan paling akhir atau tidak.

Pakcik Hassan juga pergi ke farmasi untuk beli sarung tangan serta sebagian perkakasan lain. Lalu balik awal mulanya ke biliknya untuk memulai rawatan (rawatan pertama serta paling akhir kes sebegini yang Pakcik Hassan buat atas sebab belas kasihan).



Usai menyiapkan diri, Pakcik Hassan tolak tombong itu masuk kedalam! Akibat terlalu sakit, perempuan muda itu pingsan. Selepas diurut, ditungku serta disapu ubat, 30 menit lalu barulah perempuan itu sedarkan diri.

Tahu apa pengucapan pertama yang keluar dari mulut dia?

" Nak nasi, pakcik. "

Rupa-rupanya karena tidak tertanggung sakit keluar tombong, jadi hingga tidak lantas makan sekian hari. Kasihan benar.

Apabila dengar narasi Pakcik Hassan, memang bisa naik bulu roma menahan ngeri. Bersalin juga sakit, ini juga tombong ditolak masuk kedalam awal mulanya lewat cara paksa. Tidaaakkk!! Tiba-tiba rasa jelly-jelly kaki.

Apa kisahnya selepas itu? Saya juga tidak tahu, tidak bertanya juga Pakcik Hassan sama ada dia ada berjumpa semula dengan perempuan muda itu atau tidak. Saya harap ibunya sadar begitu pentingnya yang 'kolot' ini.

KISAH 3

Jaga diri serta kesehatan dalaman baik-baik. Saya pernah rasa sakit r4him jatuh (belum hingga tahap tombong), sakit urat yang teruk, meroyan nyaris hilang akal.

Meskipun ada mak dan mak mentua yang banyak berpesan, namun sebagai orang muda, kita ada saat sombong kita juga.

Banyak jamu serta obat yang di jual di market. Bisa tentukan mana yang paling baik. Saya sendiri juga telah mencoba berbagai jenama sebelumnya terkena bising dengan mak. Ada yang cocok, ada yg tidak. Namun yang utama dah tahu perbezaan serta kesan pada tubuh.

Antara jamu yang pernah digunakan :
* Saya suka Jamu Susuk D4ra sebab saya beli, makan mengikut nasehat yang didapatkan dari seller yang peramah orangnya serta baik.

* NR juga saya pernah cuba. Bisa hadiah dari sepupu abang ipar. Saya cocok dengan product itu. Consultation juga saya bisa dengan benar.

* Ambar Kenanga sempat juga dikonsumsi namun tak cocok. Tidak tentu sama ada jenama ini masihlah bentuk atau demikian sebaliknya.

* Mak D4ra juga pernah dikonsumsi. Terlalu panas serta sentiasa dahaga. Aktivitas bekerja pada saat itu membuatkan saya senantiasa terlupa minum air. Juga tak tentu sama ada jenama ini masihlah bentuk atau sebaliknya.

* Makjun homemade paling cocok serta berkesan dengan saya yaitu dari Terengganu. Makcik abang ipar yang buat. Namun saat ini dah tidak buat. Sayangnya.

* Makjun Mekah juga saya pernah makan. Serasi juga namun selalu lupa simpat, jadinya naik berkulat. Namun sekarang saya lebih selesa bercemu.


Sumber:Beradab

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Para Bunda Sempetkan Membaca Ini!! Waspada Penyakit Yang Keluar Akibat Tidak Menjaga Pantangan Setelah Melahirkan...

loading...