Medianda – Sahabat medianda Pernah dengar
atau baca mengenai tombong? Pastinya tidak pernah. Maklumlah masalah yang
melibatkan kelompok wanita untuk yang telah pernah bersalin. Walaupun begitu,
ada utamanya juga golongan suami yang harus tahu mengenai tombong ini.
Bila si istri tidak menjaga pantangnya, si
suami wajiblah membantunya. Keduanya sama melindungi serta bantu menolong agar masalah
ini tak berlaku pada istri terkasih. Bila tak dijaga serta tombong sangat
terpaksa dipotong, mungkin saja itulah kali terakhir si istri mengandungkan
zuriat keturunan suaminya.
Kisah keluar tombong (ra*him). Semoga jadi pelajaran
bagi semua.
Dulu saya tidak pernah tahu 'tombong' apa
itu. Bila menyebut tombong, saya pikirkan serombong kapal. Ternyata salah.
KISAH 1
Pertama kali saya mendengarnya dari mak
mentua yang selalu cerita di zaman anak-anaknya dia pernah melihat seorang
nenek yang membasuh baju di pinggir sungai sambil mencangkung, akan terlihat
tombongnya keluar. Sambil tertanya-tanya apa yang diliatnya itu, sambil itu
juga tombong itu berayun ke sana sini seperti buai.
Balik ke rumah, arwah nenek suami memberitahu
mak mentua bahwa itu adalah tombong. Orang perempuan yang tidak menjaga pantangan
serta yang main-main dalam pantangan, itu hasilnya.
Hingga sekarang mak mentua memang selalu
ingatkan tentang keluar tombong ini. Untuk orang tua dahulu, sekali keluar
tombong, memang tamatlah fungsi sebagai seorang wanita. Dah tidak bisa buat
apa. Pergi ke rumah sakit, potong saja.
KISAH 2
Bisa kongsi bagaimana anda berpantang? Apa
pendapat mak serta orang seputar anda tentang berpantang selepas bersalin?
Harus atau mengada-ada atau kolot?
Kisahnya, ada seorang sahabat baik arwah
bapak yang merangkap teman dekat baik keluarga adalah seseorang ahli pijat
saraf. Pakcik Hassan namanya, menetap di Gombak. Pakcik Hassan buka tempat pijat
saraf. Arwah mak pada Pakcik Hassan pula memang seorang bidan tersohor. Jadi
otomatis, Pakcik Hassan narasi yang dia banyak juga belajar dari mak dia
mengenai orang perempuan.
Untuk pengetahuan, Pakcik Hassan tidak buat
urutan bersalin. Hanya mengurut untuk mereka yang terkena slipdisc, jatuh,
lumpuh serta kes-kes kritikal yang lain sahaja.
Sehari, dari bilik rumah sewanya yang sederet
dengan pelajar UIA lain, Pakcik Hassan terhirup bau sesuatu. Semakin lama
semakin kuat, kembang kempis hidung dia menahan bau itu. Begitu kuat, baunya
seperti bangkai seperti membuatkan dia mengalami pusing kepala.
Tiba-tiba pintu bilik diketuk awal. Biasanya
Pakcik Hassan bakal menanti istri datang menemani dia mengurut hingga malam.
Saat mengurut belum berawal lagi saat pintu diketuk.
Di buka pintu, tengok ada seorang perempuan
muda serta ibunya datang. Perempuan itu menangis-nangis menahan kesakitan. Bau
busuk pada saat itu benar-benar sangat tajam! Dah tidak terkata apa, hanya
perkataan minta tolong sahaja dari perempuan muda ini yang berumur 21 th..
Menurut ibunya, anaknya sudah tidak mampu
menangis sakit serta menangis karena keluar tombong. Bau tadi rupanya hasil
dari tombong terkeluar tadi. Pikirkan begitu busuknya bau hingga dari jauh juga
bisa terhirup.
" Pantang jenis mana? " masalah
Pakcik Hassan.
" Dia memang tidak peduli cara
berpantang yang benar. Untuk dia, berpantang itu begitu kolot, old fashion
serta mengada-ada. Jadi dikarenakan ingin mengasyikkan dia, malas jagalah anak
saat dalam pantang, dia beli saja makanan di kedai luar. Mi goreng, nasi
goreng, sup sayur, ayam goreng serta berbagai macam lainnya. Untuk dia,
seandainya anak kenyang, bayi cukup susu, sudah, " kata ibunya.
" Suaminya mana? " soal Pakcik
Hassan lagi.
" Suaminya sudah keluar dari rumah sebab
tidak tahan bau bangkai. nak tolong istri, jauh sekali. Yelah, sama-sama muda, istri
tidak bisa gunakan, keluarlah tempat tinggal, " terang si ibu.
Dalam kondisi serba salah, Pakcik Hassan
menjelaskan bahwa istri dia belum datang. Namun ibu perempuan itu merayu-rayu
supaya anaknya dibantu. Telah pergi ke hospital namun akan dipotongnya tombong
itu. Tidak tahu serta tak tentu sama ada itu memang jalan paling akhir atau tidak.
Pakcik Hassan juga pergi ke farmasi untuk
beli sarung tangan serta sebagian perkakasan lain. Lalu balik awal mulanya ke
biliknya untuk memulai rawatan (rawatan pertama serta paling akhir kes sebegini
yang Pakcik Hassan buat atas sebab belas kasihan).
Usai menyiapkan diri, Pakcik Hassan tolak
tombong itu masuk kedalam! Akibat terlalu sakit, perempuan muda itu pingsan.
Selepas diurut, ditungku serta disapu ubat, 30 menit lalu barulah perempuan itu
sedarkan diri.
Tahu apa pengucapan pertama yang keluar dari
mulut dia?
" Nak nasi, pakcik. "
Rupa-rupanya karena tidak tertanggung sakit
keluar tombong, jadi hingga tidak lantas makan sekian hari. Kasihan benar.
Apabila dengar narasi Pakcik Hassan, memang
bisa naik bulu roma menahan ngeri. Bersalin juga sakit, ini juga tombong
ditolak masuk kedalam awal mulanya lewat cara paksa. Tidaaakkk!! Tiba-tiba rasa
jelly-jelly kaki.
Apa kisahnya selepas itu? Saya juga tidak
tahu, tidak bertanya juga Pakcik Hassan sama ada dia ada berjumpa semula dengan
perempuan muda itu atau tidak. Saya harap ibunya sadar begitu pentingnya yang
'kolot' ini.
KISAH 3
Jaga diri serta kesehatan dalaman baik-baik.
Saya pernah rasa sakit r4him jatuh (belum hingga tahap tombong), sakit urat
yang teruk, meroyan nyaris hilang akal.
Meskipun ada mak dan mak mentua yang banyak
berpesan, namun sebagai orang muda, kita ada saat sombong kita juga.
Banyak jamu serta obat yang di jual di
market. Bisa tentukan mana yang paling baik. Saya sendiri juga telah mencoba berbagai
jenama sebelumnya terkena bising dengan mak. Ada yang cocok, ada yg tidak.
Namun yang utama dah tahu perbezaan serta kesan pada tubuh.
Antara jamu yang pernah digunakan :
* Saya suka Jamu Susuk D4ra sebab saya beli,
makan mengikut nasehat yang didapatkan dari seller yang peramah orangnya serta
baik.
* NR juga saya pernah cuba. Bisa hadiah dari
sepupu abang ipar. Saya cocok dengan product itu. Consultation juga saya bisa
dengan benar.
* Ambar Kenanga sempat juga dikonsumsi namun
tak cocok. Tidak tentu sama ada jenama ini masihlah bentuk atau demikian
sebaliknya.
* Mak D4ra juga pernah dikonsumsi. Terlalu
panas serta sentiasa dahaga. Aktivitas bekerja pada saat itu membuatkan saya
senantiasa terlupa minum air. Juga tak tentu sama ada jenama ini masihlah
bentuk atau sebaliknya.
* Makjun homemade paling cocok serta berkesan
dengan saya yaitu dari Terengganu. Makcik abang ipar yang buat. Namun saat ini
dah tidak buat. Sayangnya.
* Makjun Mekah juga saya pernah makan. Serasi
juga namun selalu lupa simpat, jadinya naik berkulat. Namun sekarang saya lebih
selesa bercemu.
Sumber:Beradab