Medianda
– Sahabat medianda Salah satu dosa besar yakni adalah Z*ina. Namun tahukah anda
bahwa dosa tersebut juga akan dibalas ke keluarga anda jika anda melakukannya.
Suatu
ketika ada seorang pemuda yang pamit untuk safar, mencari pekerjaan demi
membantu ekonomi keluarga. Sang ayah berpesan kepada putranya, “Jaga baik-baik
adik perempuanmu.”
Pemuda
ini kaget dengan pesan ini. sebab dia berangkat sendirian, dan adiknya bersama
keluarga di rumah. Apa maksud dia harus menjaga adik perempuannya.
Berangkatlah
si pemuda, namun dia juga ternyata belum paham dengan pesan ayahnya. Setelah
berlalu beberapa hari, tiba-tiba sang ayah melihat ada orang (penjual air) yang
mencium anak perempuannya.
Sesampainya
pemuda ini pulang ke rumah, sang ayah langsung menegurnya. “Bukankah saya telah
berpesan kepadamu, jaga adik perempuanmu baik-baik.” “Apa yang terjadi?” tanya
putranya keheranan.
“Sejengkal
dibalas sejengkal. Andaikan kamu melakukan pelanggaran lebih dari itu, niscaya
si penjual air itu akan melakukan tindakan lebih kepada anak perempuannya.”
[Kisah
ini disebutkan Syaikh Abdurrahman As-Suhaim: www.saaid.net]
Sahabat
medianda siapapun wanita yang menjadi keluarga kita, sejatinya mereka adalah
kehormatan kita. Ibu anda, istri anda, putri anda, saudari perempuan anda, bibi
anda, dan semua wanita yang menjadi kerabat anda merupakan kehormatan bagi sang
lelaki. Apabila salah satu diantara mereka berz*ina, sejatinya telah menodai
kehormatan sang lelaki.
Oleh
sebab itu, jaga kehormatan mereka dengan tidak mengganggu kehormatan orang
lain. Sebab z*ina adalah merupakan utang dan taruhannya adalah keluarga anda.
Abu
Umamah menceritakan,
“Suatu
hari ada seorang pemuda yang mendatangi Nabi Shalallahu ‘alaihi wassallamseraya
berkata, “Wahai Rasulullah, izinkan aku berz*ina!”.
Para
sahabatpun bergegas mendatanginya dan menghardiknya, “Diam kamu, diam!”.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam berkata, “Mendekatlah”.
Pemuda
tadi mendekati beliau dan duduk di hadapan beliau.
Nabi
Shalallahu ‘alaihi wassallam bertanya,
“Relakah
engkau jika ibumu diz*inai orang lain?”. “Tidak, demi Allah wahai Rasul” sahut
pemuda itu. “Begitu pula orang lain tidak rela jika ibu mereka diz*inai”.
“Relakah
engkau jika putrimu diz*inai orang?”. “Tidak, demi Allah wahai Rasul!”. “Begitu
pula orang lain tidak rela jika putri mereka diz*inai”.
“Relakah
engkau jika saudari kandungmu diz*inai?”. “Tidak, demi Allah wahai Rasul!”.
“Begitu pula orang lain tidak rela jika saudara perempuan mereka diz*inai”.
“Relakah
engkau jika bibimu diz*inai?”. “Tidak, demi Allah wahai Rasul!”. “Begitu pula
orang lain tidak rela jika bibi mereka diz*inai”.
“Relakah
engkau jika bibi dari ibumu diz*inai?”. “Tidak, demi Allah wahai Rasul!”.
“Begitu pula orang lain tidak rela jika bibi mereka diz*inai”.
Lantas
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam meletakkan tangannya di dada pemuda
tersebut sembari berkata, “Ya Allah, ampunilah kekhilafannya, sucikanlah
hatinya dan jagalah kema*l*uannya”.
Setelah
kejadian tersebut, pemuda itu tidak pernah lagi tertarik untuk berbuat zina”.
HR. Ahmad no. 22211 dan sanadnya disahihkan Al-Albani.
Sahabat
medianda siapapun wanita yang berz*ina, sejatinya telah mengiris-iris hati
ayahnya, saudaranya, putranya, kakaknya, pakdenya, dan semua mahramnya.
Siapapun
lelaki yang berz*ina dengan wanita, sejatinya dia telah mencabik-cabik
kehortaman semua lelaki kerabat wanita ini. Padahal diapun tidak akan pernah
rela ketika istrinya diz*inai, putrinya diz*inai, saudarinya diz*inai…
renungkanlah hadis Abu Umamah di atas. []
Semoga
bermanfaat.
Sumber: Konsultasi Syariah.